Puisi: Kisah Kursi Tua

Di sudut ruangan, terhampar bisu,

Kursi tua berdiri, saksi waktu,

Dengan kayu yang retak, ukiran pudar,

Tersimpan cerita, tak terucap, tak terjabar.


Setiap goresan, setiap lekuk,

Menyimpan rahasia, ribuan detik yang luruk,

Dari tawa anak kecil, hingga air mata,

Kursi itu menyaksikan, suka dan duka.


Dulu, di sinilah, cinta bersemi,

Dua hati berbagi, mimpi tak terhenti,

Di atasnya, kisah-kisah terukir,

Dalam pelukan hangat, saat senja bergetir.

Image dokpri emma 

Namun waktu berlalu, dan segala berubah,

Kursi tua ini tak lagi terpakai, tak terjaga,

Tapi dalam keheningan, ia tetap setia,

Menunggu pengunjung, yang merindukan cerita.


Oh, kursi tua, engkaulah penyimpan,

Setiap suara, setiap harapan,

Walau usiamu renta, kau takkan pudar,

Dalam kenangan, kau selalu ada, takkan lenyap.


Dengan rempah kayu, aroma nostalgia,

Kursi tua, temanku, setia menemani jiwa,

Biarkan ia berdiri, di sudut yang sama,

Karena kisah-kisahnya, tak akan pernah sirna.



Post a Comment

0 Comments